Wednesday, October 5, 2016

Kita Dengan Umur

R

asullullah SAW telah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ نُطْفَةٌ أَيْ رَبِّ عَلَقَةٌ أَيْ رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقًا قَالَ قَالَ الْمَلَكُ أَيْ رَبِّ ذَكَرٌ أَوْ أُنْثَى شَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الْأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ 
“Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam kandungan ibu berupa setitis air mani selama 40 hari, kemudian menjadi darah yang beku selama 40 hari pula, kemuidan menjadi segumpal daging selama itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya, meniupkan ruh baginya dan memerintahkan menulis empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalannya dan kesudahannya, sebagai orang sengsara atau bahagia.(Riwayat Muslim).


Lihat firman Allah yang lebih kurang bermaksud:
22. tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) Yang ditimpakan di bumi, dan tidak juga Yang menimpa diri kamu, melainkan telah sedia ada di Dalam Kitab (pengetahuan kami) sebelum Kami menjadikannya; Sesungguhnya mengadakan Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (al Hadid).

Beberapa perkara yang perlu diperhatikan:

01.         Umur merupakan perkara yang ditanya kepada manusia pada hari kiamat:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ(عن اربع) عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia infakkan dan (4) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). 

02.         Ibnul Jauzi telah membahagikan umur kepada tahap kedua ini menjadi empat atau lima masa: 
1. Kanak-kanak ( sejak lahir hingga akil baligh )
2. Muda atau syabab ( sejak akil baligh hingga 40 tahun )
3. Dewasa ( 40 tahun hingga 60 tahun )
4. Tua atau syaikhukhah ( 60 tahun hingga mati )

 1. Masa Kanak-Kanak hingga akil baligh (… +15)
Pada tahap masa kanak-kanak berlaku masa keringanan dari Allah SWT iaitu belum adanya taklif (beban kewajiban) atas anak-anak untuk mengerjakan solat dan puasa ataupun kewajiban syara’ (agama) lainnya. Hanya saja para orang tua diwajibkan menyuruh mereka mengerjakannya kerana kebaikan dan amal soleh dari anak yang belum baligh selain menjadi amal kebaikannya juga akan menjadi catatan pahala bagi ibu-bapanya selama kedua orang-tuanya memperhatikan pendidikan dan pemeliharaannya. Lihat pesanan Muhammad al Fatih mengenai kanak-kanak, ‘Jangan biarkan masjid sunyi dari suara kanak-kanak, kerana mereka adalah bakal generasi akan datang’.

Jika anak telah mencapai masa baligh dan telah sempurna akalnya yaitu kira-kira umur 15 tahun maka ia telah menjadi mukallaf. Saat itulah segala kewajiban agama telah berlaku atas dirinya. Kedua malaikat pengawas diperintahkan oleh Allah untuk mencatat segala aktiviti baik lahir maupun batinnya. Mana dalilnya?
Lihat firman Allah:

Dan sesungguhnya bagi kamu ada beberapa penjaga. Penulis-penulis yang mulia. Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan.” (QS: 82; 10-12)

 
 “Ketika dua malaikat pencatat membuat catatan, satu duduk di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri. Tiada yang diucapkan, satu perkataan pun, melainkan ada di dekatnya (malaikat) pengawas yang selalu hadir.” (QS. 50; 17-18)
   
21. dan (setelah itu) datanglah tiap-tiap orang (ke padang Mahsyar), disertai (dua malaikat: Yang satu menjadi) pembawa, dan (yang satu lagi menjadi) saksi; (QS. 50; 21).

(.... Dari Anas ra. berkata bahwa Rasullullah saw. bersabda mengenai perjalanan manusia dari bayi hingga mencapai umur baligh: “Segala kebajikan yang dikerjakannya akan dicatat pahalanya untuk kedua orang tuanya. Jika ia melakukan kesalahan tidaklah dicatat baginya suatu dosa dan tidak pula bagi kedua orang tuanya. Apabila ia telah baligh dan qalam mulai mencatat perbuatannya, maka Allah SWT akan memerintahkan kedua malaikat yang bersamanya untuk memelihara serta membenarkan langkahnya...

Apabila ia mencapai umur 40 tahun sebagai seorang muslim, maka Allah akan memeliharanya dari tiga penyakit yaitu gila, kusta dan sopak (belang). Apabila ia mencapai umur 50 tahun, Allah akan meringankan hisabnya. Apabila ia mencapai usia 60 tahun, Allah memudahkan baginya untuk kembali kepada-Nya dalam hal-hal yang disukai-Nya. Apabila ia mencapai umur 70 tahun, niscaya ia akan dicintai seluruh penghuni langit. Apabila ia mencapai usia 80 tahun Allah akan mencatatkan segala kebajikan baginya dan mengampuni segala kejahatannya. 

Apabila ia mencapai umur 90 tahun Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang terdahulu dan dosanya yang akan datang dan mengizinkannya memberi syafaat pada semua ahli rumahnya dan ia selalu dibawah pengawasan Allah SWT. Apabila ia mencapai usia yang tua renta (pikun), sehingga tidak mengetahui lagi apa yang dahulu pernah ia ketahui, maka Allah SWT akan mencatatkan segala kebajikan yang pernah dilakukan pada masa sehatnya dulu dan bila ia berbuat suatu dosa maka tidaklah akan dicatatkan lagi baginya sesuatupun.”)

 2. Masa Muda / syabab (15 tahun hingga umur 40 tahun)
Pada tahap masa muda terjadi banyak perubahan baik secara fizikal maupun non-fizikal. Pada masa ini akan dipenuhi dengan semangat dan kekuatan serta memuncaknya kesuburan (vitality). Masa muda ini merupakan kesempatan untuk memperbanyak amalan-amalan serta kebaikan-kebaikan. Namun kecenderungan yang terjadi adalah sebagian besar memanfaatkannya untuk pemuasan nafsu keduniaan.

Dalam hal ini Rasullullah saw telah mengingatkan:
من وصايا الرسول صلى الله عليه وآله وسلم: يَا أَبَا ذَرٍّ  اغْتَنِمْ خَمْساً قَبْلَ خَمْسٍ :شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سُقْمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ  وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شُغُلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ .
“Rebutlah lima perkara sebelum terjadi lima perkara: (1) Masa mudamu sebelum tiba masa tuamu, masa sihatmu sebelum tiba masa sakitmu, masa lapangmu sebelum tiba masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba masa ajalmu.” (HR. Al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi’ddunia, Ibnul-Mubarrak). Kenapa masa muda penting?....... berumahtangga, latihan kepimpinan dsb. Mencapai kerjaya....dan mungkin kemuncak kerjaya!

3. Masa Dewasa/kematangan (40 tahun hingga umur 60 tahun)
Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, al-Kalbi, Wahab bin Munabbih, dan Masruq, yang dimaksud dengan “umur panjang dalam tempoh yang cukup untuk berfikir” dalam ayat tersebut tidak lain adalah ketika berusia 40 tahun.

Menurut Ibn Kathir, ayat ini memberikan petunjuk bahawa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbaharui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh2.

Apabila itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka Allah memberikan janjiNya dalam ayat selepas itu: (maksudnya) Kematangan. Lihat firman Allah:

4. dan ketika Musa sampai ke peringkat umurnya Yang cukup kekuatanNya dan sempurna, Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikian Kami membalas orang-orang Yang berusaha memperbaiki amalannya.

Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak hairan tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi s.a.w, seperti yang disebut oleh Ibn ‘Abbas:

“Dibangkitkan Rasulullah s.a.w pada usia 40 tahun” (riwayat al-Bukhari).
Nabi Muhammad saw. diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as.

Banyak negara menetapkan untuk menduduki jabatan2 elit seperti ketua negara, disyaratkan bakal calon harus telah berusia 40 tahun. Masyarakat sendiri mengakui prestasi seseorang mantap tatkala orang itu telah berusia 40 tahun. Soekarno menjadi presiden pada usia 44 tahun. Soeharto menjadi presiden pada umur 46 tahun. J.F. Kennedy 44 tahun. Bill Clinton 46 tahun. Paul Keating 47 tahun. Sementara Tony Blair 44 tahun.

Mengapa umur 40 tahun begitu penting!.

Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih kepada masa dewasa penuh. Kenyataan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agama sedangkan semasa mudanya jauh sekali dengan agama. Seolah-olah macam satu fitrah di usia ini ramai yang mula menutup aurat dan mendekati kuliah-kuliah agama.

Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah saw:

لعَبْدُ الْمُسْلِمُ إِذَا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً خَفَّفَ اللهُ تَعَالَى حِسَابَهُ ، وَإِذَا بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً رَزَقَهُ اللهُ تَعَالَى الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ ، وَإِذَا بَلَغَ سَبْعِيْنَ سَنَةً أَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، وَإِذَا بَلَغَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى حَسَنَاتِهِ وَمَحَا سَيِّئَاتِهِ ، وَإِذَا بَلَغَ تِسْعِيْنَ سَنَةً غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَشَفَّعَهُ اللهُ تَعَالَى فِى أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَكَتَبَ فِى السَّمَاءِ أَسِيْرَ اللهِ فِى أَرْضِهِرواه الإمام أحمد

“Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai 60 tahun, Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepadaNya. Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai 80 tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai 90 puluh tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang dahulu, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya, serta Allah akan mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi. (riwayat Ahmad)

Hadis ini menyebut usia 40 tahun paling awal memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah swt. sekaligus konsisten terhadap Islam, maka Allah swt. akan meringankan hisabnya. Orang yang usianya mencapai 40 tahun mendapatkan keistimewaan berupa hisabnya diringankan. Tetapi umur 40 tahun merupakan saat harus berhati2 juga. Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun mungkin sudah masuk senja. Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantap dan tidak dpt mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”

Dalam ayat lain:
 
15. dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; bapanya; ibunya telah mengandungnya Dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya Dengan menanggung susah payah. sedang tempoh mengandungnya beserta Dengan tempoh menceraikan susunya ialah Dalam masa tiga puluh bulan. setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa Yang sempurna kekuatanNya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, Berdoalah ia Dengan berkata: "Wahai Tuhanku,
      i.        Ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu Yang Engkau kurniakan kepadaKu dan kepada ibu bapaku, dan
    ii.        Supaya Aku tetap mengerjakan amal soleh Yang Engkau redai (konsisten); dan
   iii.        Jadikanlah sifat-sifat kebaikan (untuk ku pada anak cucuku) meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku.
   iv.        Sesungguhnya Aku bertaubat kepadaMu, dan Sesungguhnya Aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepadaMu)".(al Ahqaf)

As-Syaikh al-Arif Abdul Wahhab bin Ahmad as-Sya’rani dalam kitabnya al-Bahrul-Maurud menyebutkan: “Telah diambil janji-janji dari kita, bahwa apabila kita telah mencapai umur 40 tahun, hendaklah bersiap-siap dengan melipat tilam-tilam dan selalu ingat bahwa kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju akhirat pada setiap nafas yang kita tarik sehingga tidak akan lagi merasa tenang hidup di dunia. Di samping itu hendaknya kita menghitung setiap detik dari umur kita sesudah melebihi 40 tahun, sebanding dengan 100 tahun sebelumnya (tempoh yang sangat mahal dan perlu dijaga)”

Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau,
      i.        “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir.
    ii.        Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga.
   iii.        Aku tidak memiliki sisa2 syahwat untuk menetap tinggal di dunia.
   iv.        Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia.
    v.        Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah.”

Soalannya: Apa yang harus kita lakukan menginjak usia 40 tahun?

1. Meneguhkan tujuan hidup
2. Meningkatkan daya spiritual
3. Menjadikan uban sebagai peringatan
4. Memperbanyak bersyukur
5. Menjaga makan dan tidur
6. Menjaga istiqamah dalam ibadah.

Jika ada yang mengatakan bahawa: Kehidupan bermula di usia empat puluh, saya cenderung berpendapat kehidupan yang dimaksudkan ialah kehidupan terarah kepada mendekatkan diri kepada penciptaNya dengan sebenar-benarnya. Tetapi satu perkara yang kita harus sentiasa sedar bahawa kematian memanggil kita bila-bila masa tanpa tanda, tanpa alamat dan tanpa mengira usia. Jika kita beranggapan harus menunggu usia 40 tahun untuk baru memulakan kehidupan yang dimaksudkan di atas, maka rugi dan sia-sia lah hidup kita jika umur kita tidak panjang.

Maksud sabda Nabi Muhammad S.A.W ,” Orang yang bijak adalah orang yang selalu mengingati mati”.

Ramai manusia tertipu dengan keindahan dunia dan isinya yang bersifat sementara. Sejak Nabi Adam as. sehingga kini, kesemuanya telah kembali kepada Allah swt. tidak kira kaya atau miskin, berpangkat atau tidak. Mengingati mati bukan bermakna kita akan gagal di dunia tetapi dengan mengingati mati kita akan menjadi insan yang berjaya di dunia dan di akhirat. janganlah menunggu sehingga esok untuk membuat persediaan menghadapi kematian, kerana mati boleh datang pada bila-bila masa.

  4. Tua atau syaikhukhah ( 60 tahun hingga mati )
 Setelah mencapai tahap umur dewasa maka manusia akan beralih kepada umur tua. Dalam tahapan ini akan nampak tanda-tanda kelemahan seseorang. Tahap umur ini oleh Rasullullah saw dinamakan ‘pertarungan dengan maut’, iaitu masa-masa umur 60′an hingga 70′an. Dalam hal ini beliau bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
 “Masa penuaian umur umatku dari 60 hingga 70 tahun”. (HR. Muslim & Nasa-i)

 Rasullullah saw., sahabat Abubakar, Umar dan Ali ra. juga diwafatkan oleh Allah SWT pada kisaran usia ini. Umat sekarang ini tergolong umat yang berumur pendek dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. 

لعَبْدُ الْمُسْلِمُ إِذَا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً خَفَّفَ اللهُ تَعَالَى حِسَابَهُ ، وَإِذَا بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً رَزَقَهُ اللهُ تَعَالَى الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ ، وَإِذَا بَلَغَ سَبْعِيْنَ سَنَةً أَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، وَإِذَا بَلَغَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى حَسَنَاتِهِ وَمَحَا سَيِّئَاتِهِ ، وَإِذَا بَلَغَ تِسْعِيْنَ سَنَةً غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَشَفَّعَهُ اللهُ تَعَالَى فِى أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَكَتَبَ فِى السَّمَاءِ أَسِيْرَ اللهِ فِى أَرْضِهِرواه الإمام أحمد

“Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai 60 tahun, Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepadaNya. Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai 80 tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai 90 puluh tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang dahulu, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya, serta Allah akan mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi. (riwayat Ahmad)
(Apabila telah sampai umur 90 tahun dengan syarat dia telah menerima hadiah2 pada umur2 sebelumnya, maka Allah akan memberi RahmatNya di mana Allah;
  1. Mengampunkan segala dosanya yang lalu dengan Allah seperti orang yg mengerjakan haji. Namun bukan dosanya dengan manusia.
  2. Menahan orang ini di muka bumi supaya Allah tambah RahmatNya kepada orang ini
  3. Juga memberi izin pada orang ini untuk memberi pertolongan pada ahli keluarganya di akhirat kelak supaya terhindar dari Neraka atau dikeluarkan dari Neraka.)
Keadilan Ilahi
1.    Diriwayatkan bahawa ketika sebahagian dari Bani Adam meninggal dunia pada umur kurang lebih 200 tahun, maka banyaklah mahluk yang merasa simpati terhadapnya, kerana telah meninggal dalam usia yang muda.
2.    Diriwayatkan lagi bahwa Rasullullah saw. ketika merasakan umur umatnya terlalu pendek bila dibandingkan dengan umat sebelumnya, beliaupun memohon dan bertadharru’ kepada Allah SWT, mengadukan bahwa tidak cukup waktu bagi umatnya untuk memperbanyak ketaatan kepada Allah SWT dan menambah amalan untuk akhiratnya. ... Maka Allah SWT menganugerahkan kepadanya kepada umat Muhammad:  malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan, untuk memanjangkan nilai umur mereka dan menambah pula pahala dan kebajikan mereka sedemikian rupa. Maka bila beribadah dan munajat kepada Allah SWT pada malam Lailatul Qadar itu, ia seperti beribadah selama seribu bulan yang setara dengan 83 tahun 4 bulan. Demikianlah perhatian Rasullullah saw. yang sangat besar dalam memperjuangkan nasib umatnya.
3.    Gandaan setiap amalan baik dari sepuluh sehingga ke tujuh puluh.....tujuh ratus kali ganda... beramallah sehingga keikhlasan datang, jangan tunggu ikhlas baru nak beramal.
4. Terdapat juga amalan-amalan yang boleh melanjutkan usia seperti bersedekah, menghubung silatur Rahim dan melakukan perkara-perkara yang disukai kekasih Allah.

Beberapa peringatan 
  
1.    Bersabda Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadist Qudsi: “Telah berfirman Allah SWT:’Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, dan keperluan sekalian mahluk-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik lelaki maupun wanita yang telah beruban kerana mencapai umur tua di dalam Islam’. Kemudian Rasullullah saw. menangis . Lalu ditanyakan kepadanya:”Apa sebab engkau menangis, ya Rasullullah ?” Jawab beliau: “Aku menangisi orang tua yang Allah malu kepadanya, sedangkan dia tidak malu kepada Allah SWT.”

2.    .....Sekali peristiwa, Ma’an bin Zaidah datang menghadap Khalifah al-Ma’mun, lalu Khalifah bertanya: “Bagaimana keadaanmu setelah menjadi tua seperti ini?” Jawabnya: “Aku mudah tersungkur hanya kerana tersandung sebuah kerikil, dan dapat diikat hanya dengan sehelai rambut.” Tanya Khalifah :”Bagaimana halnya dengan makan minum dan tidurmu?” Jawabnya:”Bila aku lapar, aku menjadi marah, bila aku makan aku bosan, bila dalam majlis aku mengantuk, bila di atas tempat tidur mataku terbuka!”. Tanya Khalifah selanjutnya:”Bagaimana halmu dengan wanita ?” Jawabnya: ‘Yang tua dan buruk aku tidak ingin kepadanya, yang cantik molek tidak suka kepadaku!” Kata Khalifah selanjutnya:” Orang sebijak engkau ini tidak patut menjadi tua” (dari kitab Rabi’ul-Abraar)....Bagaimana dengan kelapa, batang tua tapi pucuknya sentiasa muda.

3.    .....Basyr bin Al Harits berkata,
مررت برجل من العُبَّاد بالبصرة وهو يبكي فقلت ما يُبكيك فقال أبكي على ما فرطت من عمري وعلى يومٍ مضى من أجلي لم يتبين فيه عملي
“Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashroh dan ia sedang menangis. Aku bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu, semakin dekat pula ajalku, namun belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al ‘Ilm, 1: 46, Asy Syamilah).

4.    Berkata Wahab bin Munabbih: “Aku baca dalam beberapa kitab, bahawasanya ada suatu suara menyeru dari langit ke-empat pada setiap pagi: ‘ Wahai orang-orang yang telah berusia 40 tahun! kamu adalah tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya. Wahai orang-orang yang telah berusia 50 tahun! Sudahkah kamu ingat tentang apa yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang telah berusia 60 tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu. Oh, alangkah baiknya seandainya semua mahluk tidak diciptakan! Atau jika mereka telah diciptakan, seharusnya mereka mengetahui, mengapa mereka diciptakan. Awas, saatmu telah tiba! Waspadalah! “

5.    ......Mohon dijauhkan dari tergolong dalam orang yang difirmankan Allah:
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan” (QS. Al Mu’minun: 99-100).

6.    ....... atau mereka berharap keluar dan kembali ke dunia dan dipanjangkan umur supaya mereka bisa beramal. Allah Ta’ala berfirman,
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Fathir: 37).

Semoga bermanfaat untuk semua!

Artikel Penuh...