D
an orang-orang yang beriman kepada kitab “al Qur’an” yang diturunkan kepadamu (wahai Muhammad), dan kitab-kitab yang diturunkan dahulu daripadamu, serta mereka yakin akan (adanya) hari akhirat (dengan sepenuhnya).
01. Ada beberapa perkara yang ditekankan di sini:
• Beriman kepada al Qur’an yang menjadi syarat kesinambungan kepada kesempurnaan iman.
• Beriman kepada kitab-kitab sebelumnya (suhuf dan kitab)
• Keyakinan yang sepenuhnya terhadap hari akhirat.
02. Kitab al Qur’an - Beberapa maksud:
• بهاس: قراءات اداله جمع درفد قراءة مصدر قراء وجه اتو خارا دباخ.
• اصطلاح:كلام الله المعجز المنزل على خاتم الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم بواسطة الأمين حبريل عليه وسلم. المكتوب فى المصاحفة المنقول علينا بالتواتر المتعبد بتلاوته المبدوء بسورة الفتحة المختوم بسورة الناس (محمد بن على بن محمد الشوكاني : نوتا سيدي هلامن 2)
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.
“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk Al-Qur’an.
• كلام الله المعجز : تيدق ممفو دتيرو. بوله ملمهكن فارا فننتغ.
• Mukjizat, mu'jizat atau mujizat (Arab معجزة, mu'jizah) adalah adalah perkara yang diluar kebiasaan, yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, untuk membuktikan kebenaran kenabian dan keabsahan risalahnya.
• Mukjizat Muhammad adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki nabi Muhammad untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an. Selain itu, Muhammad juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan. Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Muhammad adalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Muhammad.
• Imam Ghazali suruh cari hati: Tilawah, Solat, Tafakkur & minta hati lain.
• Berhenti
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
• Al-Kitab, QS(2:2),QS (44:2)
• Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)
• Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)
• Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat): QS(10:57)
• Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
• Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
• Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
• Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
• At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192) • Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
• Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)
• Al-Bayan (penerang): QS(3:138)
• Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)
• Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)
• An-Nur (cahaya): QS(4:174)
• Al-Basha'ir (pedoman): QS(45:20)
• Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS(14:52)
• Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS(28:51)
•
Berikut ini Al-Quran memberikan enam prinsip dalam berbahasa, yaitu:
1. Qaulun sadida (QS. An-Nisa ayat 9, Al-Ahzab ayat 70)
Perkataan qaulan sadida diungkapkan Al-Quran dalam konteks pembicaraan mengenai wasiat. Menurut beberapa ahli tafsir seperti Hamka, At-Thabari, Al- Baghawi, Al-Maraghi dan Al-Buruswi bahwa qaulan sadida dari segi konteks ayat mengandung makna kekuatiran dan kecemasan seorang pemberipemberi wasiat terhadap anak-anaknya yang digambarkan dalam bentuk ucapan-ucapan yang lemah lembut (halus), jelas, jujur, tepat, baik, dan adil. Lemah lembut artinya cara penyampaian menggambarkan kasih sayang yang diungkapkan dengan kata-kata yang lemah lembut. Jelas mengandung arti terang sehingga ucapan itu tak ada penapsiran lain. Jujur artinya transparan, apa adanya, tak ada yang disembunyikan. Tepat artinya kena sasaran, sesuai yang ingin dicapai, dan sesuai pula dengan situasi dan kondisi. Baik sesuai dengan nilai-nilai, naik nilai moral-masyarakat maupun ilahiyah. Sedangkan adil mengandung arti isi pembicaraan sesuai dengan kemestiannya, tidak berat sebelah atau memihak.
2. Qaulan ma’rufa ( QS An-Nisa ayat 5 dan 8, QS Al-Baqarah ayat 235, QS Al-Anfal ayat 32)
Secara bahasa arti ma’ruf adalah baik dan diterima oleh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat (Shihab, 1998:125). Ucapan yang baik adalah ucapan yang diterima sebagai sesuatu yang baik dalam pandangan masyarakat lingkungan penutur. Dengan kata lain menurut beberapa ahli baik ahli tafsir seperti Hamka dan Al-Buruswi maupun pendapat ahli lainnya bahwa qaulan ma’rufa mengandung arti perkataan yang baik, yaitu perkataan yang sopan, halus, indah, benar, penuh penghargaan, dan menyenangkan, serta sesuai dengan kaidah dan hukum dan logika. Dalam pengertian tadi tampak bahwa perkataan yang baik itu adalah bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh yang diajak bicara dan diucapkan dengan cara pengungkapan yang sesuai dengan norma serta diarahkan kepada orang yang tepat.
3. Qaulan baligha (QS An-Nisa ayat 63)
Qaulan Baligha diartikan sebagai pembicaraan yang fasih atau tepat, jelas maknanya, terang, serta tepat mengungkapkan apa yang dikehendakinya atau juga dapat diartikan sebagai ucapan yang benar dari segi kata. Dan apabila dilihat dari segi sasaran atau ranah yang disentuhnya dapat diartikan sebagai ucapan yang efektif.
4. Qaulan maysura (QS Al-Isra ayat 28)
Menurut bahasa qaulan maysura artinya perkataan yang mudah. Adapun para ahli tafsir seperti At-Thabari dan Hamka mengartikan bahwa qaulan maysura sebagai ucapan yang membuat orang lain merasa mudah, bernada lunak, indah, menyenangkan, halus, lemah lembut dan bagus, serta memberikan rasa optimis bagi orang yang diajak bicara. Mudah artinya bahasanya komunikatif sehingga dapat dimengerti dan berisi kata-kata yang mendorong orang lain untuk tetap mempunyai harapan. Ucapan yang lunak adalah ucapan yang menggunakan ungkapan dan diucapkan dengan pantas atau layak. Sedangkan yang lemah lembut adalah ucapan yang baik dan halus sehingga tidak membuat orang lain kecewa tau tersinggung.
5. Qaulan layyina (QS Thaha ayat 20)
Qaulan layyina dari segi bahasa berarti perkataan yang lemah lembut. Secara lebih jelas bahwa qaulan layyina adalah ucapan baik yang dilakukan dengan lemah lembut sehingga dapat menyentuh hati yang diajak bicara. Ucapan yang yang lemah lembut dimulai dari dorongan dan suasana hati orang yang berbicara. Apabila berbicara dengan hati yang tulus dan memandang orang yang diajak bicara sebagai saudara yang dicintai, maka akan lahir ucapan yang bernada lemah lembut. Dengan kelemahlembutan itu maka akan terjadi sebuah komunikasi yang akan berdampak pada tercerapnya isi ucapan oleh orang yang diajak bicara sehingga akan terjadi tak hanya sampainya informasi tetapi jua akan berubahnya pandangan, sikap dan prilaku orang yang diajak bicara.
6. Qaulan karima (QS Al-Isra ayat 23)
Dari segi bahasa qaulan karima berarti perkatan mulia. Perkataan yang mulia adalah perkataan yang memberi penghargaan dan penghormatan kepada orang yang diajak bicara.
Dari sekian pengertian di atas, maka ciri bahasa santun menurut enam prinsip adalah ucapan yang memiliki nilai: 1) kebenaran, 2) kejujuran, 3) keadilan, 4) kebaikan, 5) lurus, 6) halus, 7) sopan, pantas, 9) penghargaan, 10) khidmat, 11) optimis, 12) indah, 13) menyenangkan, 14) logis, 15) fasih, 16) terang, 17) tepat, 18) menyentuh hati, 19) selaras, 20) mengesankan, 21) tenang, 22) efektif, 23) lunak, 24) dermawan, 25) lemah lembut, 26) rendah hati.
Lebih lanjut apabila kita tinjau dari segi derajatnya, maka akan kita urutkan menjadi karima atau mulia, ma’rufa atau baik, layyina atau lemah lembut, baligha atau tepat, maysura atau mudah, dan sadida atau benar.
Dalam perbincangan sehari-hari sering kita menemukan atau menggunakan kosa kata seperti assalamu’alaikum, astagfirullah, masyaallah, bismilah, insyaallah, subhanallah, syukur, alhamdulillah, mohon maaf,terima kasih,permisi, mohon sabar, bagaimana baiknya, dimohon hadir, silahkan, minta perhatian. Dari kosa kata tersebut mari kita analisis sesuai dengan enam prinsip di atas.
Kosa kata assamamualaikum yang berasal dari bahasa Arab yang berarti doa yaitu semoga Allah memberi kedamaian kepadamu. Kosa kata ini kita gunakan sebagai ungkapan awal apabila bertemu dengan orang lain atau apabila kita hendak memulai pembicaraan di depan khalayak. Dilihat dari kosa kata dan maknanya, maka kosa kata ini dapat digolongkan sebagai bahasa santun yang termasuk prinsip karima,karena mengandung makna penghormatan dan penghargaan terhadap orang yang diajak bicara. Selain assalamu’alaikum, kosa kata astagfirullah yang artinya aku minta ampunan Allah. Kosa kata ini sering digunakan seseorang apabila mengalami kecemasan atau kaget atas suatu peristiwa. Adapun masyaallah yang berarti apa yang Allah kehendaki. Kosa kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan kekagetan atas perstiwa sesuatu dan kesadaran akan kekuasaan Allah atas peristiwa tersebut. Karena itu dalam kosa kata tersebut tersimpan makna ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuasaan Allah. Begitu juga kosa kata bismillah diucapkan ketika seseorang ingin memulai pekerjaan. Selain kosa kata tadi yang termasuk kategori karima seperti kosa kata insyaallah, subhanallah, syukur, alhamdulillah.
Dalam keseharian sering menggunakan kosa kata mohon maaf, terima kasih, permisi, dan mohon sadar. Kosa kata tersebut bernada pengakuan atas kelemahan diri dengan cara dan kata yang lemah lembut, karena itu kosa kata ini termasuk kategri prinsip layyina, yaitu kosa kata yang mengandung makana lemah lembut, baik dan menyentuh hati.
Adapun kosa kata bagaimana baiknya mengandung arti pengakuan akan kelemahan diri dan penghargaan kepada lawan bicara serta dilakukan dengan cara yang baik dan halus, karena itu kosakata ini dapat digolongkan kepada prinsip ma’rufa. Dan kosa kata yang termasuk prinsip maysura seperti minta perhatian dan silahkan, kosakata ini berhubungan dengan permintaan yang diucapkan dengan sopan.
Wednesday, October 14, 2009
Tafsir Ayat 4 - Surah al Baqarah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment